PERJALANAN UMROH tanggal
8 s.d. 18 JANUARI 2015
HARI KEBERANGKATAN
Tanggal 8 Januari
malam. Jadwal pesawat Etihad pk. 01.20 WIB
berangkat dari CKG (Cengkareng) ke AUH ( Abu Dhabi). Ternyata pesawatnya delay karena cuaca di Abu
Dhabi berkabut sehingga pesawat yang menuju dan berangkat dari Abu Dhabi
tertunda. Akhirnya berangkat pesawat pukul 5.00 WIB pagi hari tanggal 9 Januari
2015. Perjalanan ditempuh selama 9 jam, tiba di terminal Abu Dhabi pukul 10 waktu
Abu Dhabi. Selisih waktu 3 jam, lebih
duluan Jakarta. Transit di Abu Dhabi jadwal pk 14. untuk ke Jeddah
Di Bandara
Soetta
Ruang Tunggu di Bandara Abu Dhabi
Ternyata ada
pemberitahuan pesawat delay lagi pada pk 17.10, delay lagi menjadi pl 19.45. Ya
udah jamaah umroh pada nunggu di terminal 3. Bener bener ujian kesabaran. Untungnya ruang tunggu bandara nyaman dan ada
fasilitas wifi gratis. Alhamdulillah sampe juga di Jeddah pk. 11 malam waktu Jeddah. Beda
waktu Jeddah dan Abu Dhabi 1 jam. Sehingga perbedaan waktu Jakarta Jeddah 4 jam. Pelayanan
imigrasi di Jeddah lama sekali, baru jam 2 pagi naik bis ke Madinah. Dan sampe
madinah pukul 7 pagi. Nyuci baju sebentar
karena kena muntahan di pesawat. Hehe.. ga tahan getaran waktu di pesawat
Hari Pertama di Madinah, Sabtu 10 Januari 2015
Bis sampai
Madinah pk. 7 pagi, Alhamdulillah akhirnya
sampai juga. Menginap di hotel Al Ansar Al Jadid. Kira kira 200 meter dari Masjid Nabawi. Tempatnya strategis, ke Masjid Nabawi tinggal
lurus saja. Dapat kamar di lt. 2 dengan
3 bed dan kamar mandi kecil, lumayan juga.
Setelah mandi
dan beberes seperlunya, mama dan papa pergi ke masjid Nabawi untuk sholat.
Subhanallah sungguh megah masjidnya dengan payung payung kokoh nan lebar
disekeliling masjid. Sampai di dalam masjid, keadaannya tidak begitu ramai
karena bukan waktu shalat fardhu. Setelah berdoa , minum air zam-zam yang
banyak disediakan di dalam masjid menggunakan termos termos putih dan cangkirnya.
Mejeng di depan masjid Nabawi
Air zam zam disediakan di termos
termos
Suasana dalam
Masjid Nabawi
Malamnya rombongan
wanita ke Raudhoh, merupakan tempat yang mustajab untuk berdoa. Tempatnya
diantara makam nabi (yang dulunya merupakan rumah nabi ) dan masjid. Tapi
sekarang baik makam nabi maupun Raudhoh ada di dalam masjid semua. Raudhah ditandai
dengan karpet hijau yang berbunga-bunga putih, merupakan bagian dari taman
syurga. Untuk mencapainya kita antri, dan yang datang berombongan (terutama bila
jamaah sedang ramai) lebih bagus lagi, karena bisa saling bantu dan menguatkan
bila diseruduk rombongan lain yang badannya lebih besar (dr negara lain).
Makanya oleh askar (penjaga masjid), Jamaah dari Negara Arab yang badannya
besar dipisahkan dengan jamaah dari Negara Asia yang badannya lebih kecil.
Hari Kedua Madinah, Minggu, 12
Januari 2015
Setelah
sarapan, jadwal hari ini adalah ziarah ke tempat-tempat bersejarah di Madinah, antara lain: masjid Quba,
Kebun kurma, Bukit Uhud, tempat percetakan Al Quran
Masjid Quba
merupakan mesjid pertama yang didirikan nabi sewaktu hijrah ke Madinah. Masjid
ini bisa terwujud berkat kerjasama antara orang muhajirin dan kaum ansor yaitu
penduduk Quba yabg terkenal suka menolong dan menjaga kesucian. Tokoh kaum
ansor yang terkenal adalah Abdulrahman bin Auf yang terkenal dermawan karena
dirahmati Alloh. Beribadah atau sholat di masjid Quba diibaratkan berpahala
seperti melaksanakan umroh.
Papa mejeng di
depan Masjid Quba
City tour
berikutnya adalah di kebun kurma, kebun ini merupakan sebagian peninggalan Abdurrahman
bin Auf. Pembeli bisa memilih kurma di lingkungan tersebut atau sekedar ngadem
di bawah pohon kurma dengan menikmati segelas teh yang disediakan gratis.
Ngadem di
kebun kurma
Bukit Uhud
merupakan salah satu bukit di mana nabi pernah berperang. Bukit ini bisa
mengeluarkan lampu waktu malam hari. Bukit uhud pernah bergetar hebat, tapi
kemudian berhenti setelah nabi naik keatasnya dan kemudian menenangkannya sehingga
bukit uhud berhenti bergetar.
Latar belakang
Bukit Uhud
Tempat
percetakan al quran di luar tanah haram madinah, tempatnya banyak taman2 di
sekelilingnya. Tapi sayang, rombongan ibu-ibu tidak bisa masuk ke dalamnya, dan
menunggu di luar atau di toko Al Quran saja. Bapak bapak ke tempat percetakan,
tapi karena ada tamu kenegaraan, maka cuma dibagikan Al Qurannya saja. Tempat ini terbuka
untuk umum hanya sampai jam 12 siang saja. Didalamnya terdapat taman yang indah,
orang tidak mengira bahwa taman itu ada di negeri padang pasir.
Taman di tempat
percetakan AlQuran di Madinah
Sehabis sholat
dhuhur, mama sama papa pergi ke pasar
kurma, karena tadi di kebun kurma tidak membelinya karena harganya relatif
mihil. Pasar kurma berada di sekitar Masjid Nabawi. Tempatnya dari masjid
keluar dari pintu paling kanan atau pintu 6 A deket kloset no 5. Terus aja jalan
ke depan, trus nyeberang sampe ke pasar kurma (dates market). Di sana banyak toko kurma, dan selisih harga dengan kebun kurma cukup signifikan, ada yang selisih 40 real per kilo. Contohnya ada temen yang
beli kurma ajwa di kebun kurma 75 real per kilo, tapi di pasar kurma bisa
ditawar hingga 35 real per kilo. Kurma lainnya juga bisa dibandingkan harganya.
Hari Ketiga Madinah, Senin, 12 Januari 2015
Mama dapat
haid walaupun sudah sejak jauh jauh hari menelan primolut penunda haid. Waktu
beli pembalut ketemu Anita, temen satu rombongan travel, dan dia punya obat untuk
mengentalkan pendarahan. Akhirnya mama dikasih 10 butir. Mudah2an bermanfaat
dan manjur, sehingga bisa mengerjakan ibadah umroh dengan penuh kemudahan. Amin.
Ba’da Dhuhur, mengulang lagi ke pasar
kurma untuk beli kurma satu dos besar, sehingga bisa ditaruh di bagasi.
Pulangnya papa manggul belanjaan kurma yang lebih 10 kg itu.
Hari Keempat Madinah, Selasa, 13
Januari 2015
Pagi hari
setelah sarapan, mama diajak papa ke museumnya Madinah. Tempatnya di sebelah
kanan masjid Nabawi. Ada diorama masjid
Nabawi pada awal mulanya... Bentuknya Cuma bangunan kotak dikelilingi tembok.
Atapnya hanya di bagian mukanya saja, dengan ditutupi pelepah daun kurma.
Begitu arah kiblat berganti dari Masjidil Aqsa ke Ka’bah, maka pintu bangunan
masjid awal itu juga ikut berubah. Masih sangat sederhana karena lantainya dari
pasir.
Replika Masjid
Nabawi di awal pembangunan serta bilik-bilik, salah satunya milik Aisyah
Setelah makan
siang, hari ini miqot di Bir Ali, jam 2 siang. Jamaah mulai mengenakan kain ihrom
dari hotel, sehingga naik bis sudah memakai pakaian ihrom semua. Mama ternyata
masih haid juga, walaupun sudah minum obat dari dokter.












Tidak ada komentar:
Posting Komentar