Selasa, 10 Januari 2017

Trip Wisata Bromo

Trip Wisata Bromo

Perjalanan menuju Bromo selain dari Malang adalah lewat Desa Nongkojajar, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Malang. Secara geografis Gunung Bromo terletak di  kabupaten di Jawa Timur meliputi Kab Malang, probolinggo, Lumajang, pasuruan. Kami menggunakan kendaraan pribadi dari Surabaya lewat jalan tol ke arah Pasuruan, tepatnya ke desa Nongkojajar. Perjalanan sampai desa Wonokitri dilalui dengan berkelok-kelok. Bahkan ada yang kelokannya sampai 360 derajat. Untunglah di kelokan yang paling tajam ada pos gardu yang dijaga oleh paguyuban dari desa setempat. Sepanjang jalan Tosari menuju Wonokitri selain disuguhi jalan yang berkelok, juga terhapar pemandangan alam yang luar biasa indah. Berupa lereng gunung yang ditanami sayuran oleh penduduk sekitar.
Tanaman di Lereng Bukit
Ada 4 titik yang biasa dikunjungi oleh wisatawan di Bromo yaitu Pendakian I, Padang Savana, Pasir Berbisik serta Puncak ke kawah Bromo. Pendakian I adalah area yang dibuat untuk para wisatawan untuk dapat menikmati sunrise. Saat bulan Januari, banyak terjadi hujan, biasanya banyak kabut yang datang, sehingga banyak wisatawan yang tidak bisa menikmati munculnya matahari tersebut karena terhalangnya kabut. Yah.... ga dapat foto yang latar belakangnya negeri di atas awan deh.......
Menurut pemandu, bulan terbaik untuk dapat menikmati sunrise adalah bulan Juni, Juli, Agustus. Pada bulan-bulan tersebut cuaca sedang cerah. Tetapi pada bulan tersebut suhu di sana sedang dingin-dinginnya. Selain Penanjakan I, sunrise juga bisa dinikmati di Bukit Cinta dan Bukit Dingklik yang letaknya berada lebih bawah. 
kabut di Bukit Cinta
Pemandangan dari Bukit Dingklik


Perjalanan dilanjutkan ke kawasan pasir berbisik. Merupakan lautan pasir atau ‘segara wedi”. Terletak antara kompleks pegunungan Bromo dengan padang savana. Lautan pasir yang bila ada angin bertiup akan terdengar bunyi yang menyeramkan.



Setelah melewati pasir, muncul tumbuhan perdu. Di kedua sisi jalan yang ditumbuhi tanaman tersebut terdapat perbukitan yang indah. Diantaranya ada yang bentuknya seperti bulatan-bulatan yang ditumbuhi  rumput menghijau mirip dengan bukit yang ada di filem anak anak Teletubbies. Sehigga padang savana ini dikenal dengan bukit Teletubbies. Banyak peserta tour yang menghabiskan waktu di tempat ini dengan foto bareng ataupun selfi. Maha Besar Alloh swt yang telah menciptakan keindahan alam ini.

Bukit Teletubbies
Setelah puas menikmati pemandangan perbukitan, saatnya kembali ke kaki Bromo untuk melakukan pendakian ke kawah. Perjalanan menuju tangga ke kawah Gunung Bromo dapat dilakukan dengan berjalan kaki santai ataupun naik kuda. Sewa kuda pulang pergi sampai di tempat jeep berhenti dipatok tarif 125 ribu rupiah. Penunggang kuda dituntun pemilik kuda he.. he....Sampailah di anak tangga yang jumlahnya 250. Tapi sebagian anak tangga sudah tertutup oleh pasir erupsi Gunung Bromo bulan Desember 2016 kemarin. Kawah Bromo terlihat dan mengeluarkan gas belerang. Karena muntahan erupsi, pagar pembatas kawah untuk pengunjung jadi lebih pendek, membahayakan bagi anak kecil tanpa pengawsan orang tua.



hampir sampe.... ke puncak Bromo


Banjir Kanal Barat Semarang

Banjir Kanal Barat Semarang 


Banjir Kanal Barat.... riwayatmu kini....

Bila di Jakarta kita mengenal Kali Banjir Kanal Barat (BKB) dan Banjir Kanal Timur (BKT), maka di Semarang pun  juga ada Kali Banjir Kanal Barat dan Banjir Timur. Banjir Kanal Barat merupakan sungai terpanjang di Semarang. Hulu sungai berasal dari 3 aliran sungai yaitu Kali Garang, Kali Kreo dan Kali Kripik yang berasal dari Ungaran.

Kali Banjir Kanal Barat sudah ada sejak jaman Belanda, yang berfungsi untuk mengendalikan banjir di kota Semarang. Sungai ini terletak di Kelurahan Salamanmloyo, Kecamatan Semarang Barat (yeayy... satu kelurahan dengan rumah ortu di Semarang). 

Jembatan Kali Banjir Kanal Barat memisahkan dua jalan protokol yaitu Jalan Sudirman ke arah Jakarta dan Jalan Mgr Sugiopranoto ke arah Tugu Muda/Simpang Lima. Jembatan ini terakhir diperluas lagi, sehingga kendaraan dapat dengan leluasa melewatinya.



Kali ini sudah dinormalisasi dan direvitalisasi oleh pemerintah kota Semarang. Di sisi kanan dan kiri kali tersebut dibuat jalur pedestrian, ditanami pohon peneduh dan dibuat taman yang indah. Masyarakat sekitar bisa menggunakan taman tersebut untuk bersantai bersama keluarga sambil memancing ikan atau berjogging. Bahkan pada bulan tertentu, diadakan festival Banjir Kanal Barat berupa festival lampion dan parade perahu hias. Wisatawan dan masyarakat sekitar bisa menyaksikan keindahan kali ini baik di siang hari maupun malam hari.